Minggu, 11 November 2012

KTA



Konservasi Tanah Dan Air
konservasi adalah upaya atau usaha menjaga keberadaan suatu lahan secara terus menerus dengan berkesinambungan baik mutu maupun jumlah. Wartaputra (1990) titik tolak konservasi sumberdaya alam hayati bersumber dari strategi konservasi dunia yang pada tahun 1980 diumumkan di Indonesia (bersama 30 negara lain) oleh empat orang menteri: Menteri Pertanian, Menteri Penerangan, Menteri RISTEK dan Menteri PPLH yang mengandung tiga aspek yaitu:
·         - Perlindungan sistem penyangga kehidupan
·         - Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada
·         - Pelestarian manfaat
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat berperan penting bagi semua kehidupan yang ada dibumi. Tanah juga sebagai pendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air serta sebagai penopang akar tumbuhan.
Air merupakan suatu senyawa penting bagi semua kehidupan dalam bumi. Air yang menutupi bumi sekita 71 % dari permukaan bumi.Sebagian besar air di bumi adalah air asi ( laut ) dan aliran air di atas permukaan tanah seperti mata air, sungai dan muara. Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Banyak tempat di beberapa bagian bumi membutuhkan sumber air atau kekurangan persediaan air.
Konservasi tanah dan air adalah upaya atau usaha menjaga, melestarikan dan meningkatkan produktivitas tanah serta kuantitas dan kualitas air dalam pengolahan lahan dan sumber daya secara berkelanjutan.
Dalam konservasi tanah dan air ada 3 metode yang digunakan secara garis besar yaitu konservasi secara agronomis, konservasi secara mekanis, konservasi secara kimiawi. Metode agronomis adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan sedemikian rupa agar dapat mengurangi laju erosi. Dalam metode agronomis atau disebut juga metode vegetatif seperti Menanam tumbuhan secara terus menerus (permanent plant cover), pertanaman strip (strip cropping), pertanaman berganda (multiple cropping), pertanaman bergilir (rotation cropping), pemanfaatan mulsa (residue management) dan sistem pertanian hutan (agroforestry). Yang kedua adalah metode konservasi secara mekanis yaitu pengelolaan lahan dengan menggunakan sarana fisk seperti tanah dan batu guna mempersiapkan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam metode ini seperti guludan (contour bunds), terras , saluran pembuang air (waterways), sumur resapan. Dan yang ketiga adalah metode konservasi secara kimiawi adalah pengolahan lahan dalam memperbaiki struktur tanah dengan menggunakan atau pemberian preparat kimia / pemntafan tanah ( soil conditioner ) sehingga mampu meningkatkan hasil tanaman yang berkualitas sepertu pemupukan demi meningkatkan produktivitas tanah.
Salah satu contoh konservasi tanah dan air di daerah saya di KUTAI BARAT, Kalimantan Timur adalah Rondong ( suku kutai ), lembo ( tunjung benuaq), dan Simpukng Munaan (dayak tunjung ) yang disebut juga kebun buah. Lahan ini diartikan sebagai kebun buah yang dimana lahan bekas ladang petani dayak setelah digunakan ladang, di tanami dengan buah – buahan. Metode yang digunakan dalam konsevasi ini adalah metode konservasi secara agronomis. Selain itu, lahan yang digunakan lahan lading tersebut juga setelah panen tanaman ladang di tanam dengan tumbuhan seprti pohon karet dan tanaman sayuran lainnya.  


Lahan lading yang di Tanami buah – buahan dan sayuran



Lahan Ladang yang akan di Tanami Karet




KOnservasi Tanah dan Air

Konservasi Tanah dan Air

Rabu, 12 Oktober 2011

BAHAYA nya! ! !

KANKER SERIVIKS
Kanker Serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim? kanker serviks memang bukan nama yang asing. Terutama bagi kaum wanita merupakan momok paling mengerikan. Berikut 13 fakta tentang kanker serviks yang wajib kita ketahui :

1. Apa itu kanker serviks? 

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.

2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?

Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?

Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Henah lo, mangkanya jangan jajan yaa.

5. Mari kenali apa saja gejala kanker serviks ini?

Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.

Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
  • munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
  • keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
  • perdarahan di luar siklus menstruasi.
  • penurunan berat badan drastis.
  • Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
  • juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?

Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.

7. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?

Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.

8. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.

9. Bagaimana cara mendeteksinya?

Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker Serviks atau kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).

Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).

10. Bagaimana mencegah kanker serviks?

Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
  • tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
  • rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
  • dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
  • dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
11. Seberapa penting memakai vaksinasi HPV?

Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.

12. Adakah efek samping dari vaksinasi ini?

Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.

Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.

13. Bisakah kanker serviks disembuhkan?

Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.

Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.

Sabtu, 08 Oktober 2011

KISTA

Apakah Kista Itu ?
Kista merupakan suatu benjolan/tumor berisi cairan yang umumnya berbentuk seperti buah bertangkai.   Cairan kista bisa kental seperti gel (mukus), bisa juga cair (serous). Isi cairan bisa berupa air, darah, nanah atau  cairan coklat kental.
Sebenarnya kista bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, dari paru-paru hingga usus. Namun, bila berbicara kista pada wanita, biasanya ada pada indung telur, lantaran itu dinamakan kista indung telur atau kista ovarium.
Kista di ovarium diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan. Akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar,
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Kista dapat bersifat jinak, dapat pula ganas.
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi pada wanita yang berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Tempat pematangan sel telur juga terjadi di bagian ovarium. Ovarium juga mensekresikan hormon–hormon penting, seperti estrogen dan progesteron yang berperan dalam pengaturan siklus menstruasi. Wanita mempunyai sepasang ovarium berupa kelenjar berbentuk biji buah kenari yang terletak di kanan dan kiri uterus (rahim). Sepasang ovarium dapat menghasilkan 300.000 sel telur. Dari hasil penelitian, diketahui ada dua hormon yang penting untuk fungsi penuh ovarium yaitu FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

Angka kejadian kista?
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa kista ovarium dapat terbentuk kapan saja, antara masa pubertas sampai menopause, bahkan selama kehamilan.
Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

Sebutkan jenis-jenis Kista?
1. Kista fungsional.
Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid.
Terdapat 2 macam kista fungsional, yaitu :
a.Kista folikel.
Kista folikel timbul akibat dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur dan akhirnya menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.

Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid. Kista folikel berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit hebat di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus buntu). Kista ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.

b. Kista lutein.
Akibat perubahan hormon, folikel dapat berubah menjadi korpus luteum dan mengeluarkan sel telur untuk kemudian dibuahi, lalu korpus luteum berdegenerasi (hancur sendiri dan diserap tubuh). Hal ini normal. Tetapi, kadang kala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista.
Kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga berdiameter 4 inchi (10 cm) dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
Beberapa kista lutein sering terjadi saat kehamilan. Kista ini tidak berbahaya, tidak perlu diangkat apabila tidak mengganggu janin, tetapi membutuhkan pengawasan khusus. Kista ini akan mengecil atau hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Ada beberapa tipe kista lutein, diantaranya adalah:
b.1 Kista granulosa lutein.
Kista granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Kista ini timbul pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa mencapai 5-6 cm yang menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat yang diikuti dengan perdarahan yang tidak teratur.

b.2 Kista theca lutein.
Kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi hormon.

2. Kista dermoid.
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.

3. Kista endometriosis.
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah yang mengental dan membeku, sehingga bewarna coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.

4. Kistadenoma.
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kistadenoma dapat tumbuh menjadi besar sehingga berpotensi untuk ganas dan mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.

5. Kista polikistik.
Di sini, ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium menebal yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen (hormon yang dipunyai oleh laki-laki dalam jumlah banyak. Pada wanita, normalnya hormon ini dalam jumlah sedikit) yang berlebihan.
Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi (pematangan sel telur), sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas (ketidakmampuan memiliki anak setelah hubungan seksual dengan teratur walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu paling tidak selama satu tahun). Kista ini menyebabkan menurunnya siklus menstruasi dan terjadi ketidaksuburan.

6. Jenis kista-kista ovarium yang lainnya.
Misalnya : kista inklusi germinal, kista Stein-Leventhal, kistoma ovarii simpleks, dan lain-lain.

 Apa Penyebab Kista?
Kista ovarium terbentuk dari berbagai macam sebab (penyebab persisnya belum diketahui). Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista.
Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon (hormon pada hipotalamus, hipofise dan indung telur itu sendiri) yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Walaupun penyebab utama belum diketahui namun dengan mengetahui faktor resikonya kita dapat melakukan usaha agar bisa meminimalkan kejadian kista

Apa faktor pemicu terjadinya Kista

Penyebab Kista memang belum diketahui secara pasti, tapi faktor pemicu terjadinya kista bisa kita amati.
Faktor pemicu kista saat ini banyak sekali, di antaranya
1. Normalnya wanita memiliki keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, namun dewasa ini banyak kasus dimana jumlah estrogen yang melebihi dari keseimbangan yang ada (disebut dominasi estrogen), dan ini bisa memudahkan tumbuhnya kista, mioma, dan kasus reproduksi lainnya. Baca artikel dominasi estrogen.
2. Polusi Udara. Pencemaran udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya kista.
3. Keturunan. Kalau dalam satu keluarga ada kerabat dekat, seperti adik ibu, yang mengidap kista, mioma, endometriosis, maka anda mungkin mewarisi sifat yang sama.
4. Pola Makan. Makanan yang mengandung lemak tinggi pun bisa menjadi zat penyubur tumbuhnya kista. Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut dapat dijadikan sumber estrogen jahat.
5. Kegemukan

Sebutkan Gejala Umum Kista?

Kebanyakan wanita yang mempunyai kista ovarium tidak menimbulkan gejala.
Gejala biasanya terjadi jika penderita telah mempunyai kista dalam waktu yang lama.
Gejala pada stadium awal umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik, yaitu berupa gangguan haid / menstruasi. Jika sudah membesar dan menekan rektum atau kandung kemih, dapat terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama, bahkan dapat terjadi pendarahan.
Pada stadium lanjut, gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan cairan dalam rongga perut) di dalam rongga perut, sehingga perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.

Bagimana mediagnosa keberadaan kista?

Pemeriksaan kista ovarium dilakukan berdasarkan gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe kista ovarium, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium, lalu melihat ovarium melalui USG, pemeriksaan patologi anatomi (PA), MRI, CT-Scan, laparoskopi atau melalui operasi. Apabila telah masuk pada stadium ganas, maka diperlukan pemeriksaan tumor marker.
Terdapat beberapa cara untuk menentukan apakah kista pada ovarium bersifat jinak atau ganas, yaitu :
Berdasarkan pemeriksaan fisik
Jinak bila:
    * Pergerakkan Mudah digerakkan (mobile)
    * Konsistensi / Isi Kistik
    * Terdapat hanya di 1 sisi atau 2 sisi tubuh
    * Permukaan Halus dan tidak berdungkul (smooth)
Ganas bila:
    * Pergerakkan  Sulit digerakkan (fixed / menetap)
    * Konsistensi / Isi Padat (solid)
    * Terdapat di  1 sisi tubuh 2 sisi tubuh
    * Permukaan Berdungkul-dungkul
Berdasarkan hasil radiografi
Jinak bila:
    * Kista sederhana dengan ukuran kurang dari 10 cm
    * Tebal sekat kurang dari 3 mm
    * 1 sisi
    * Tidak membentuk massa di perut
Ganas bila:
    * Tumor solid (padat) atau campuran
    * Banyak sekat dan tebal sekat (dinding) lebih dari 3 mm
    * 2 sisi
    * Membentuk massa di perut (asites)
Berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi (PA) sel-selnya
Jinak
    * Tidak ada perlekatan sehingga mudah digerakkan (mobile)
    * Kapsul (pembungkus) kista utuh
Ganas bila:
    * Ada perlekatan sehingga sulit digerakkan (fixed)
    * Kapsul (pembungkus) kista tidak utuh / pecah / rupture

Bagimana menangani kista?
Pengobatan tergantung pada tipe dan ukuran kista serta usia penderita.
Untuk kista folikel, kista ini tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-3 bulan. Tetapi tetap harus dikonsultasikan pada dokter.
Untuk kista lutein golongan granulosa lutein, yang sering terjadi pada wanita hamil, akan sembuh secara perlahan-lahan pada masa kehamilan semester ketiga, sehingga jarang dilakukan operasi. Sedangkan untuk golongan teka lutein, maka akan menghilang secara spontan jika faktor penyebabnya telah dihilangkan.
Untuk Kista polisistik indung telur yang menetap / persisten, operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
Untuk kista fungsional, dapat digunakan pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
Bagi wanita yang menjalani operasi kista ovarium, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual dalam masa penyembuhan.
Akan tetapi, jika kista cepat membesar, tidak menghilang setelah dilakukan beberapa terapi, terasa nyeri, dan diderita oleh wanita yang sudah masuk menopause, maka dokter akan melakukan pembedahan yang dapat sampai mengangkat seluruh peranakan (histerectomy).
Selain terapi diatas , ada juga langkah-langkah terapi dengan obat atau produk alternatif alami, yang kini mulai tersedia dipasaran
Bagimanana Tingkat Kesembuhan Kista?
Kista seringkali kambuh walaupun sudah dilakukan operasi, hal ini karena penyebab utama kista belum tertangani dengan baik. Oleh karena penyebabnya belum diketahui secara persis , maka faktor pemicu terjadinya kista perlu diminimalisasi.

Apakah Tindakan Pecegahan Kista?
Sebagai wanita seharusnya dapat mencegah agar dirinya tidak mempunyai kista dalam peranakannya.
Upaya yang dapat dilakukan adalah :
1. Menghindari atau membatasi faktor pemicu terjadinya kista. Baca di Dominasi Estrogen.
2. Mengetahui secara dini penyakit ini, sehingga penderita tidak memasuki stadium yang terlalu berbahaya dan pengobatan yang diberikan masih memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya tersebut adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
   1. Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya.
   2. Pemeriksaan USG, bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
   3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
   4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan diatas sangat dianjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
   1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
   2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
   3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
   4. Wanita penderita kanker payudara dan kolon
Jadi, bagi para wanita, bila terdapat gangguan-gangguan yang berhubungan dengan organ-organ reproduksi Anda, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur dan lainnya, segera perisakan diri Anda kepada dokter dan jagalah tubuh Anda, terutama peranakan Anda agar Anda tidak mengalami momok yang hampir semua wanita sangat menakutinya dengan melakukan pemeriksaan secara rutin organ reproduksi  kepada dokter Anda.

Apakah ada obat alternatif untuk kista?
Secara medis, kista ditangani dengan pemberian obat-obatan hormonal dan operasi.  Setelah dilakukan tindakan diatas bukan berarti masalah kista sudah selesai, pada beberapa kasus mioma uteri dapat tumbuh kembali, dan pada beberapa kasus pemberian obat atau tindakan diatas mengundang juga efek samping kesehatan.
Langkah selain pemberian obat-obatan atau tindakan operasi, adalah dengan pemberian produk alternatif alami bisa berasal dari herbal atau formulasi lainnya.Produk seperti ini bisa diberikan bersamaan dengan obat-obatan medis atau juga diberikan terpisah, untuk upaya pencegahan, pengobatan atau terapi.
Kami memiliki produk yang secara empiris mampu membantu mengatasi masalah kista. Produk tersebut diantaranya adalah Hydroxygen Plus.
5 Alasan Mengapa Anda Perlu Mempertimbangkan Hydroxygen Plus sebagai terapi alternatif untuk membantu mengatasi masalah kista
1. Hydroxygen Plus membuang sampah penyebab dominasi estrogen yang diduga kuat sebagai biang keladi penyebab atau pemicu masalah kista
2. Dr. Gary J. Shima dari Health and Longevity Institute , USA , melakukan uji Hydroxygen Plus pada manusia, dan hasilnya Hydroxygen Plus memperbaiki profil kolesterol. Tahukan anda kolesterol didalam tubuh merupakan bahan pembuatan hormon seks (estrogen), dengan diperbaiki profil/tingkatnya maka kelebihan estrogen dapat
diminimalisasi.
3. Hydroxygen Plus memiliki fungsi antioksidan dengan menyumbang nascent oxygen (oksigen negatif) didalam melawan radikal bebas. Berbagai ahli meyakini bahwa lebih dari 50 jenis penyakit terkait dengan tingginya radikal bebas termasuk masalah kanker atau sel yang tumbuh tidak sebagaimana mestinya (tumor/sel ganas).
4. Hydroxygen Plus menyediakan beragam nutrisi bioaktif yang akan membantu memperbaiki fungsi hati. Hati bertanggung jawab didalam pembuatan hormon, bila hati bagus maka proses sintesa dan perombakan hormon (estrogen) menjadi baik.
5. Hydroxygen memberikan oksigen secara time release. Menurut peraih hadiah nobel “dr. Otto Warburg” kanker /keganasan tidak tumbuh dilingkungan kaya oksigen. Maka tak heran kini banyak pengobatan yang menggunakan media terapi oksigen.
Selain Hydroxygen Plus kami juga memiliki produk lain dalam rangka menyehatkan organ reproduksi sehingga meminimalkan resiko terkena kista

>Kista Tak Selalu Harus Dioperasi

>
 
Apa Yang Harus Saya Lakukan Jika Saya Mempunyai Kista?
Anda tentu sudah sering mendengar istilah kista. Kista adalah sebuah kantung berisi cairan yang bisa tumbuh di bagian tubuh mana saja. Ukuran dan cairannya bisa bervariasi, ada yang besar maupun kecil, ada yang encer seperi air, dan ada yang kental seperti pasta. Kista yang padat bisa disebut tumor (benjolan). Kista yang paling sering ditemui adalah kista ovarium (indung telur), yang merupakan bentuk awal dari kanker ovarium. Namun, 95% dari kista ovarium bersifat non kanker dan sangat umum terjadi tanpa menimbulkan masalah/gejala apa pun. Kista ovarium bisa dialami oleh wanita di segala umur, namun paling sering muncul pada wanita usia pramenopause, yaitu 30% diantara mereka yang siklus menstruasinya teratur dan 50% diantara mereka yang siklus menstruasinya tidak teratur.
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang melepaskan sebuah telur setiap bulannya. Telur ini dibentuk di dalam folikel, yaitu sebuah struktur tipis yang terdapat di dalam ovarium. Folikel berisi cairan untuk melindungi telur yang kemudian mengempis ketika telur dilepaskan di saat periode ovulasi. Setelah periode ovulasi, folikel berubah menjadi suatu struktur yang disebut corpus luteum, yang berfungsi memproduksi hormon progesteron jika terjadi fertilisasi/pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, corpus luteum akan menyusut dan menghilang dengan sendirinya.
 
Jenis-Jenis Kista
Kista fungsional bisa muncul dari folikel maupun corpus luteum.
Kista folikular muncul jika folikel dalam ovarium tidak melepaskan sebuah telur (tidak terjadi ovulasi), atau folikel tidak mengeluarkan cairannya setelah telur dilepaskan. Sebaliknya, folikel terus terisi dengan cairan dan berubah menjadi kista. Kista folikular bisa tumbuh hingga diameter 5-6 cm. Biasanya hanya 1 kista yang muncul dalam 1 waktu. Kista ini merupakan jenis kista ovarium yang paling umum terjadi.
Kista fungsional yang terbentuk setelah fase ovulasi disebut kista corpus luteum. Kista corpus luteum muncul jika corpus luteum terisi dengan cairan atau darah. (Kista yang berisi darah bisa disebut kista hemoragik.) Kista corpus luteum bisa tumbuh hingga diameter 6 cm.
Jenis kista lainnya yang lebih jarang terjadi yaitu kista dermoid (kadang disebut kista teratoma benign mature), yang bisa mengandung serangkaian jaringan seperti rambut, kulit atau gigi, karena terbentuk dari sel-sel yang membangun telur di dalam ovarium. Kista dermoid umumnya terjadi pada wanita muda dan kemungkinan memerlukan prosedur operasi.
Selain itu ada juga kistadenoma, yaitu kista yang dibangun dari sel-sel yang melapisi bagian luar ovarium. Terdapat jenis-jenis yang berbeda – beberapa diisi dengan cairan encer, beberapa lainnya kental dan berlendir. Kistadenoma lebih sering menempel diluar ovarium sehingga ukurannya bisa sangat besar. Kista jenis ini normalnya bersifat non kanker, namun membutuhkan operasi untuk menghilangkannya.
Jika anda mempunyai endometriosis (lapisan endometrial yang tumbuh di luar rongga rahim), kemungkinan anda juga mempunyai kista. Kadangkala kista yang berisi darah dapat terbentuk pada jaringan ini. Jika anda memiliki masalah ketidakseimbangan hormonal, anda dapat mengembangkan banyak kista jinak berukuran kecil di dalam ovarium anda. Kondisi ini disebut sebagai polycystic ovarian syndrome/penyakit ovarium polikista.

Gejala Yang Ditimbulkan

Hampir semua kista ovarium tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, kista yang berukuran lebih besar adakalanya bisa pecah, terpelintir, mengalami perdarahan atau infeksi, yang dapat menyebabkan rasa nyeri hebat serta mual dan muntah.
Beberapa gejala yang dirasakan akibat kista antara lain: •Nyeri dan rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Gejala ini bisa hilang timbul, atau terasa terus menerus. Beberapa wanita merasakannya lebih sering setelah berhubungan seksual;
•Perubahan siklus menstruasi. Kemungkinan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya;
•Buang air kecil lebih sering, karena kista bisa menyebabkan tekanan pada saluran air seni, tergantung letak dan ukuran dari kista tersebut;
•Pada beberapa kasus bisa menyebabkan perubahan bentuk payudara dan pertumbuhan rambut yang tidak normal akibat ketidakseimbangan hormonal;
•Jika terdapat endometriosis atau polycystic ovarian syndrome, gejala yang dirasakan bisa lebih kompleks.

Diagnosa
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, sehingga sering tidak terdiagnosa. Sebagian bisa terdiagnosa secara tidak sengaja jika melalui pemeriksaan pelvic, atau jika anda melakukan USG untuk keperluan lain. Untuk memastikan keberadaan kista, biasanya akan dilakukan USG secara lebih menyeluruh, dan pada kasus-kasus yang rumit bisa juga dilakukan CT scan atau MRI. Lebih lanjut, dokter kemungkinan akan mengirim anda untuk melakukan tes darah untuk mengetahui kadar protein CA-125. Jika terdapat tumor, kadar protein ini biasanya diatas normal. Kadar CA-125 yang sangat tinggi bisa menjadi tanda adanya keganasan.

Yang Perlu Anda Lakukan
Jika anda mempunyai kista yang berukuran kecil, anda perlu melakukan observasi, terutama jika anda sudah memasuki usia pramenopause. Anda perlu melakukan pemeriksaan USG berikutnya setelah 1 bulan. Untuk wanita yang telah melewati masa menopause juga perlu memeriksa kadar protein CA-125. Bagaimanapun, hal ini tergantung dari berbagai faktor seperti ukuran kista dan bagaimana kista berubah sepanjang waktu. Follow up diperlukan dalam jangka waktu 4 bulan setelah kista menghilang.
Pada kasus kista yang berukuran besar, dimana perut tampak seperti orang hamil, atau muncul gejala-gejala seperti yang disebutkan diatas, kemungkinan kista perlu diangkat melalui prosedur laparatomi. Kadangkala dokter tetap menganjurkan untuk mengangkat kista meskipun anda tidak merasakan gejala, hal ini berguna untuk menurunkan risiko kista berubah menjadi ganas. Kista yang berukuran tidak terlalu besar bisa diangkat dengan menggunakan laparoskopi, yaitu suatu tehnik pembedahan dimana ahli bedah membuat 2 buah robekan kecil di perut bagian bawah dan dengan bantuan laparoscope (mikroskop berbentuk tabung yang dimasukkan ke dalam robekan untuk melihat organ internal), ahli bedah membuat lubang kecil pada kista untuk mengeringkan cairan di dalamnya.